Senin, 25 Oktober 2010

KESETRUM???

Kesetrum merupakan kejadian yang menimpa hampir semua orang. Efek yang ditimbulkanpun bermacam-macam. Mulai dari geli hingga paling fatal yaitu kematian.

Secara harfiah, kesetrum berarti terkena arus listrik secara tidak sengaja. Arus listrik dapat menyebabkan kesetrum karena energi listrik luar mengganggu energi listrik internal yang dihasilkan oleh sistem saraf kita. Untuk dapat mengetahui lebih jauh mengapa dua energi listrik ini menyebabkan kita kesetrum, kita harus mengerti dasar-dasar listrik itu sendiri.

Listrik terdiri dari muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron). Muatan yang berlawanan saling tarik menarik dan muatan yang sama saling tolak menolak. Jika muatan lisrik yang saling tarik menarik dipisahkan, dapat menghasilkan energi potensial. Energi tersebut akan dilepaskan sebagai tegangan listrik agar kedua muatan tersebut dapat berdekatan kembali. Kita membayar perusahaan listrik untuk memisahkan muatan positif dan negatif sehingga kita memperoleh energi listrik untuk menggunakan berbagai peralatan elektronik di rumah.

Agar kedua muatan tersebut dapat bersatu kembali, dan agar energi potensial listrik menghasilkan tegangan listrik maka dibutuhkan sebuah konduktor yang merupakan saluran agar arus listrik dapat lewat. Isolator seperti kertas dan kaca merupakan penghantar listrik yang buruk sedangkan kawat dan air merupakan penghantar listrik yang baik. Sayangnya, tubuh kita sebagian besar terdiri dari air, sehingga menjadi konduktor yang bagus untuk energi maupun tegangan listrik.

Arus listrik adalah aliran elektron, mudahnya begini, lampu di rumah kita bisa menyala karena ada elektron yang “diberi jalan” melewati dan memanaskan kawat pijar di dalam bola lampu hingga menyala. Semua arus listrik akan menjalani siklus mulai dari tempat dia berangkat (di pembangkit listrik) lalu “melewati” alat-alat listrik di rumah kita, dan kemudian berakhir di bumi (ground).

Jika energi listrik luar mengenai tubuh kita, kita akan kesetrum ketika tegangan listrik masuk dan menggangu energi listrik internal yang dihasilkan oleh sistem saraf kita. Misalkan kita sedang berdiri di atas “bumi” dan memegang kabel berarus listrik, maka yang terjadi adalah arus listrik akan “melewati” tubuh kita karena itulah jalan tercepat menuju bumi. Dengan demikian, kita mengalami yang namanya kesetrum.

Arus listrik minimum yang dapat dirasakan manusia sekitar 1 miliampere (mA). Bahaya kesetrum itu sendiri bervariasi, mulai dari hanya sekedar kaget, kerusakan pada sistem jaringan tubuh hingga menyebabkan kematian. Bahaya ini tergantung pada hal-hal berikut:

1. Jenis dan kekuatan arus listrik
Secara umum, arus searah (DC) tidak terlalu berbahaya jika dibandingkan dengan arus bolak-balik (AC). Efek AC pada tubuh manusia sangat tergantung kepada kecepatan berubahnya arus (frekuensi), yang diukur dalam satuan siklus/detik (hertz). Arus frekuensi rendah (50-60 hertz) lebih berbahaya dari arus frekuensi tinggi dan 3-5 kali lebih berbahaya dari DC pada tegangan (voltase) dan kekuatan (ampere) yang sama.

how_shock_happens

DC cenderung menyebabkan kontraksi otot yang kuat, yang seringkali mendorong jauh/melempar korbannya dari sumber arus.AC sebesar 60 hertz menyebabkan ot ot terpaku pada posisinya, sehingga korban tidak dapat melepaskan genggamannya pada sumber listrik. Akibatnya korban terkena sengatan listrik lebih lama sehingga terjadi luka bakar yang berat. Biasanya semakin tinggi tegangan dan kekuatannya, maka semakin besar kerusakan yang ditimbulkan oleh kedua jenis arus listrik tersebut.

Kekuatan arus listrik diukur dalam ampere. 1 miliampere (mA) sama dengan 1/1,000 ampere. Pada arus serendah 60-100 mA dengan tegangan rendah (110-220 volt), AC 60 hertz yang mengalir melalui dada dalam waktu sepersekian detik bisa menyebabkan irama jantung yang tidak beraturan, yang bisa berakibat fatal. Efek yang sama ditimbulkan oleh DC sebesar 300-500 mA.

Jika arus langsung mengalir ke jantung, misalnya melalui sebuah pacemaker, maka bisa terjadi gangguan irama jantung meskipun arus listriknya jauh lebih rendah (kurang dari 1 mA).

2. Ketahanan tubuh terhadap arus listrik
Resistensi adalah kemampuan tubuh untuk menghentikan atau memperlambat aliran arus listrik. Kebanyakan resistensi tubuh terpusat pada kulit dan secara langsung tergantung kepada keadaan kulit. Resistensi kulit yang kering dan sehat rata-rata adalah 40 kali lebih besar dari resistensi kulit yang tipis dan lembab.
Resistensi kulit yang tertusuk atau tergores atau resistensi selaput lendir yang lembab (misalnya mulut, rektum atau vagina), hanya separuh dari resistensi kulit utuh yang lembab. Resistensi dari kulit telapak tangan atau telapak kaki yang tebal adalah 100 kali lebih besar dari kulit yang lebih tipis.
Arus listrik banyak yang melewati kulit, karena itu energinya banyak yang dilepaskan di permukaan. Jika resistensi kulit tinggi, maka permukaan luka bakar yang luas dapat terjadi pada titik masuk dan keluarnya arus, disertai dengan hangusnya jaringan diantara titik masuk dan titik keluarnya arus listrik. Tergantung kepada resistensinya, jaringan dalam juga bisa mengalami luka bakar.

3. Jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh
Arus listrik paling sering masuk melalui tangan, kemudian kepala; dan paling sering keluar dari kaki. Arus listrik yang mengalir dari lengan ke lengan atau dari lengan ke tungkai bisa melewati jantung, karena itu lebih berbahaya daripada arus listrik yang mengalir dari tungkai ke tanah.

Arus yang melewati kepala bisa menyebabkan:
- kejang
- perdarahan otak
- kelumpuhan pernafasan
- perubahan psikis (misalnya gangguan ingatan jangka pendek, perubahan kepribadian, mudah tersinggung dan gangguan tidur)
- irama jantung yang tidak beraturan.
Kerusakan pada mata bisa menyebabkan katarak.

4. Lamanya terkena arus listrik.
Semakin lama terkena listrik maka semakin banyak jumlah jaringan yang mengalami kerusakan. Seseorang yang terkena arus listrik bisa mengalami luka bakar yang berat. Tetapi, jika seseorang tersambar petir, jarang mengalami luka bakar yang berat (luar maupun dalam) karena kejadiannya berlangsung sangat cepat sehingga arus listrik cenderung melewati tubuh tanpa menyebabkan kerusakan jaringan dalam yang luas. Meskipun demikian, sambaran petir bisa menimbulkan konslet pada jantung dan paru-paru dan melumpuhkannya serta bisa menyebabkan kerusakan pada saraf atau otak.

Dengan mengetahui, bahaya listrik terhadap tubuh kita, kita seharusnya dapat melakukan tindakan preventif seperti menajuhkan kabel listrik dari jangkauan anak-anak, menggunakan pengaman pada colokan listrik, mengajarkan kepada anak-anak mengenai bahaya dari listrik, mengikuti petunjuk pabrik jika menggunakan alat-alat elektronik, menghindari pemakaian alat listrik pada keadaan basah dan tidak menyentuh alat listrik ketika sedang memegang keran atau pipa air.

Referensi

http://en.wikipedia.org/wiki/Electric_shock http://www.emedicinehealth.com/electric_shock/article_em.h http://www.healthatoz.com/healthatoz/Atoz/common/standard/transform.jsp?requestURI=/healthatoz/Atoz/ency/electric_shock_injuries.jsp http://www.elec-toolbox.com/Safety/safety.htm#shock http://www.firstaidtopics.com/id/electric-shock/ http://www.dhyansanjivani.org/diseases/Electric_shock.asp http://www.mayoclinic.com/health/first-aid-electrical-shock/FA00051 http://www.encyclopedia.com/doc/1E1-elect-shk.html

Tidak ada komentar: